Akhir oktober lalu, Abi untuk pertama kalinya ikut trip tanpa ayah dan ibu.
Kok bisa?
Ya, sebenarnya karena beberapa hari sebelumnya ada perubahan peraturan dari Tim Kereta Commuter Indonesia (KCI) yang hanya memperbolehkan orang tua mengantar sampai di stasiun, selanjutnya anak-anak akan dibimbing dan didampingi oleh Kakak-kakak Temanmain dan tim dari KCI.
Tidak hanya hal yang pertama untuk Abi, ini juga sesuatu yang pertama bagi saya dan ayahnya untuk mengizinkan dan “merelakan” Abi trip bersama teman-teman lain.
Rasanya sulit dan berat, akhirnya kami coba untuk tetap bergabung. Meski ada tawaran untuk refund biaya trip dan diperbolehkan untuk mengundurkan diri.
Beberapa hari sebelumnya, saya dan suami tidak henti memberi arahan dan sounding terus-menerus tentang kepergian Abi tanpa kami berdua.
Hal-hal apa yang akan dia temui, kegiatan apa yang akan dilakukan, serta siapa saja orang yang akan membimbingnya.
Alhamdulillah, Abi cukup excited karena akan bertemu dengan masinis kereta, rasanya itu salah satu bagian yang paling menyenangkan selain jalan-jalan naik kereta.
Di hari yang dinanti, ternyata semangat yang sudah dikumpulkan jauh-jauh hari menurun drastis, huhu.
Setelah semua anak-anak yang akan ikut trip berkumpul, Abi tidak mau ikut bermain ataupun berkenalan.
Ya, memang dia termasuk anak yang tipenya “slow to warm up” , jadi pendekatannya harus lama dan panjang prosesnya.
Saya dan suami sempat ragu, jangan-jangan Abi mengurungkan niat untuk ikut tripnya, setelah kami tanya ternyata jawabannya Abi tetap mau ikut tapi ditemani ayah dan ibu.
Yaaaaaaah, gimana dong ini ?!
Continue reading “Melatih Kemandirian dengan Karel Edu Trip Bersama Temanmain.id” →